Remember the difference between a boss and a leader: a boss says, "Go!", but a leader says, "Let's Go!" (EM Kelly)
Ketika
seorang pemimpin telah ditakdirkan lahir di dunia. Dan kita, mau tidak
mau, suka atau tidak suka, akan masuk dalam suratan pergiliran untuk
menjadi seorang pemimpin. Tiada yang bisa kita lakukan kecuali
mempersiapkan diri, membekali diri dengan ilmu dan kecakapan dalam
pemegangan amanah. Sehingga ketika masa itu datang, kita tidak menjadi
pemimpin yang jahil apalagi dhalim dikarenakan ketidakmampuan kita (QS
33-72).
Mari
kita berangkat memulai diskusi dan pemikiran ini dengan sebuah definisi
dan konsepsi. Sejak era 20 tahun yang lalu, telah banyak definisi
kepemimpinan yang disampaikan oleh para pakar (Anderson-1988,
Sarros-1996, Robbins-2002). Dari perseteruan yang ada, kita bisa
menarik akar definisi kepemimpinan sebagai suatu proses dan perilaku
untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat in dividu dan
organisasi.
Sedangkan aliran tema yang didiskusikan dan diteliti berkenaan dengan kepemimpinan, kemudian tercabang menjadi tiga:
1. Yang mempelajari tentang perilaku, skill, watak dan sifat pemimpin
2. Yang mempelajari tentang hubungan antara seorang pemimpin dan pengikut (follower)
3. Yang mempelajari tentang bagaimana pengaruh situasi terhadap kemampuan dan tingkah laku para pemimpin.
Lalu
apa hubungan kepemimpinan (leadership) dengan manajemen (management).
Keduanya memiliki kemiripan, meskipun sebenarnya sangat berbeda dalam
konsep. Menurut Bennis and Nanus (1995), konsepsi pemimpin lebih ke arah
mengerjakan yang benar, sedangkan manajer memusatkan perhatian pada
mengerjakan secara tepat atau terkenal dengan sebuah ungkapan "managers
are people who do things right and leaders are people who do the right
thing". Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada
tembok secara tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar kita mendaki
tangga seefisien mungkin.
Ketika
beberapa logika dasar definisi kepemimpinan diatas kita turunkan lebih
dalam, maka akan kita dapatkan implikasi mendasar dan tatanan menarik
dari sebuah konsep kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah Fenomena Pemimpin, Pengikut dan Situasi
Suatu
kepemimpinan membawa arti adanya fenomena kompleks yang melibatkan
pemimpin, pengikut, dan situasi. Tiga elemen ini saling berinteraksi
dalam hubungan saling membutuhkan dengan kapasitasnya masing-masing:
pemimpin (personalitas, posisi, kepakaran, dsb), pengikut (kepercayaan,
kepatuhan, pemikiran kritis, dsb), dan situasi (kerja, tekanan/stress,
lingkungan, dsb). Kita bisa memahami proses kepemimpinan dengan baik
ketika kita tidak hanya melihat pada sosok seorang pemimpin, tetapi juga
pengikut, bagaimana pemimpin dan pengikut saling mempengaruhi, dan juga
bagaimana situasi bisa mempengaruhi kemampuan dan tingkah laku pemimpin
dan pengikut. Hakekat terpenting dari framework ini adalah bagaimana
menjadikan kepemimpinan sebagai sebuah permainan orkestra yang merdu,
sebagai hasil dari interaksi sinergis dari pemimpin, pengikut dan
situasi. Mungkin seorang boss mengatakan "Go!" kepada anak buahnya, tapi
seorang pemimpin sejati harus berani membawa dirinya dalam pergerakan
dengan mengatakan "Let's Go!"
Kepempinan adalah Ilmu dan Seni
Menjadi
pemimpin bukanlah hanya monopoli seorang mahasiswa fakultas pendidikan
kepemimpinan, dan bukan juga monopoli seorang yang kebetulan banyak
ketiban amanah menjadi pemimpin. Untuk mewujudkan kepemimpinan yang
efektif (effective leadership), kepemimpinan harus dipelajari sebagai
ilmu dan dipraktekkan sebagai sebuah seni yang indah. Pemimpin yang
efektif adalah seseorang yang dengan pengetahuannya bisa berimprovisasi
menggunakan (sumber) kekuasaannya untuk menggugah pengikutnya untuk
mencapai kinerja yang memuaskan. Tiada kepemimpinan tanpa pemahaman ilmu
dan keindahan seni.
Kepemimpinan adalah Proses Bukan Posisi
Kepemimpinan adalah sebuah proses pembelajaran dan praktek, dia bukanlah sebuah posisi ataupun jabatan yang diberikan. Jabatan
bisa kita dapatkan karena uang, hubungan kekeluargaan, ataupun kolusi
(KKN). Tidak demikian dengan sebuah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah
sebuah proses yang akan membentuk seorang pemimpin dengan karakter dan
watak jujur terhadap diri sendiri (integrity), bertanggungjawab yang
tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak
sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan
orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain
(communication). Juga sebuah proses yang akan membentuk seorang pengikut
(follower) yang didalam kepatuhannya kepada pemimpin, tetapi memiliki
pemikiran kritis, inovatif, dan jiwa independen.
Kepemimpinan adalah Rasional dan Emosional
Kepemimpinan
adalah aksi dan pengaruh yang berbasis ke logika dan juga inspirasi.
Pemimpin bukanlah sosok commander data dalam star trek, yang selalu
merespon permasalahan dengan prediski logika dan data. Tiap-tiap manusia
memiliki sisi rasional dan emosional yang membawa implikasi terjadinya
perbedaan pemikiran, feelings, pengharapan, mimpi, kebutuhan, ketakutan,
ambisi dan tujuan. Maka konsekuensinya, seorang pemimpin dituntut untuk
cerdik menggunakan pendekatan rasional dan emosional untuk mempengaruhi
pengikut, tentu dengan bobot yang adil dan disesuaikan dengan keadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar