Anda pasti pernah membaca anekdot berikut, yang sudah sangat banyak beredar di berbagai blog, web dan milis. Kisah seorang anak cadel, yang tidak bisa mengucapkan huruf “r”. Setiap kali mengucapkan huruf “r”, selalu tertukar dengan “l”. Si anak cadel kerap menjadi bahan olok-olokan orang di sekitarnya. Sering ditertawakan dan bahkan dijadikan bahan ledekan.
Kisah Hari Pertama
Si anak cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal di dekat rumahnya. Dengan penuh percaya diri, ia menghampiri penjual nasi goreng, dan segera memesan.
“Bang, beli nasi goleng satu”, kata si cadel.
“Beli apa…?” tanya penjual bernada meledek.
“Nasi goleng !” jawab si cadel.
“Apaan sih?” tanya penjual semakin meledek.
“Nasi goleng bang!” si cadel semakin keras menjawab.
“Ohh nasi goleng… Silakan tunggu dulu, saya golengkan…”
Abang penjual nasi goreng terus meledek dan disambut tertawaan oleh pembeli yang lain. Setelah selesai makan, pulanglah si cadel dengan sangat kesal. Sesampai di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan “nasi goreng” dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar
Hari Kedua
Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi. Ia kembali mendatangi penjual nasi goreng di dekat rumahnya. “Bang… Saya mau beli nasi goreng, satu bungkus!” kata si cadel.
“Oh, sudah bisa bilang nasi goreng rupanya… Oke saya buatkan… Pakai apa?” tanya penjual.
“Pakai…. telol…” jawab si cadel.
“Pakai apa ?” tanya penjual sembari meledek.
“Telol…. bang…”, jawab si cadel dengan nada sedih.
“Huaaahahaha… huaaahahaha…. Telol !” si penjual makin meledek.
Akhirnya nasi goreng telor pun jadi dan dibawa pulang. Sesampai di rumah si cadel berlatih mengucapkan kata “telor” sampai benar.
Hari Ketiga
Untuk menunjukkan bahwa dia mampu bicara benar, dia rela tiga hari berturut-turut makan nasi goreng. Malam ini ia kembali menghampiri penjual nasi goreng.
“Bang, beli nasi goreng, pakai telor ! Bungkus!” kata si cadel bangga.
“Ceplok atau dadar ?” tanya penjual.
“Ehm… Dadal… bang” jawab si cadel sedih.
“Huaaahahaha… dadal ya….” penjual nasi goreng tertawa terpingkal-pingkal sambil melayani membuatkan nasi goreng telor dadar pesanan si cadel.
Sesampai di rumah, cadel berlatih dengan keras agar bisa mengucapkan “dadar” dengan benar.
Hari Keempat
Dengan modal empat hari berlatih keras kali ini dia yakin mampu memesan dengan benar tanpa ditertawakan. “Bang, beli nasi goreng, pakai telor, dadar !” kata si cadel.
“Hebat kamu Del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp. 7.500 Del.”
Si cadel menyerahkan uang Rp. 8.000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya, “Bang, kembaliannya?”
“Oh iya, uang kamu Rp. 8.000, harganya Rp. 7.500, kembalinya berapa Del?” Abang penjual nasi goreng tersenyum ngeledek. Si cadel gugup untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi.
|