Minggu, 22 April 2012

Selamat Datang Pemimpin Muda

Kapankah anak muda layak menjadi seorang pemimpin? Baik ia menjadi pemimpin pergerakan maupun pemimpin publik. Jawabannya relatif, sangat tergantung pada banyak aspek kelayakan. Jika merujuk pada Al-Qur’an keberadaan anak muda menjadi pemimpin terbilang pada usia yang relatif belia. Kita ambil usia-usia awal peran-peran nubuwah pada tiga nabi: Ibrahim, Musa, dan Yusuf.
Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim relatif sangat muda. Perhatikan ayat ini Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim". (QS. Al-Anbiya’: 60)
Fata merujuk pada usia remaja, biasanya dinisbatkan pada mereka yang berusia 16 atau 18 tahun. Jika dicari relevansinya dengan zaman sekarang, nabi Ibrahim telah mulai bermanuver dakwah pada saat usia SMU anak zaman sekarang.

Nabi Musa
Nabi Musa dijelaskan dalam surah al-Qashash ayat 14: "Dan setelah dia (Musa) dewasa (balagho asyddahu) dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik".
Lafadz balagho asyddahu menunjukkan awal usia baligh, sekitar 15 tahun. Setelah usia itu Musa dikisahkan masuk ke kota Memphis. Dia melihat perkelahian antara dua orang, satu dari Bani Israel dan satu musuhnya (pihak Fir’aun). Musa membantu pihaknya dari Bani Israel dengan meninju musuhnya sampai mati. Singkat cerita, Musa dikejar dan lari ke negeri Madyan. Di negeri ini dia bertemu dengan dua orang perempuan yang kesulitan memberi air minum untuk gembalaannya karena banyak laki-laki sedangkan bapaknya sudah tua renta. Musa menolongnya, setelah itu ia dipanggil bapaknya (Syu’aib). Setelah dialog, Nabi Syu’aib menikahkan Musa dengan salah satu puterinya dengan satu syarat, Musa bekerja pada Syu’aib selama 8 sampai 10 tahun. Musa menyepakatinya.

Dijelaskan dalam ayat 29, setelah Musa menunaikan janjinya ia berangkat dengan keluarganya ke sebuah tempat. Di sebuah lereng gunung ia melihat api, sebagai awal mula dia mendapat wahyu langsung dari Allah. Sejak itulah dia diangkat menjadi Nabi untuk menebarkan dakwah tauhid dan menumbangkan rezim Fir’aun.

Jika dihitung, kapankah Musa menjadi pemimpin perubahan untuk melawan rezim tirani?
Sekitar 25 tahun kalau dia bekerja kepada Syu’aib 10 tahun atau 23 tahun jika ia menunaikan janji bekerjanya 8 tahun. Artinya usia awal yang signifikan menjadi pemimpin pergerakan adalah pada usia sekitar 23-25 tahun.
Merujuk pada nabi Musa, untuk menjadi pemimpin perubahan dibutuhkan persiapan kematangan selama 8 sampai 10 tahun sejak balligh. Lebih dari itu proses persemaian kepemimpinannya semakin matang apabila ia memimpin keluarga terlebih dahulu selama 8 sampai 10 tahun.
Nabi Yusuf
Perhatikan tenggat waktu-waktu Yusuf di usia pertumbuhan yang direkam al-Qur’an:

"Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. Yusuf: 19)

Lafadz yang digunakan ghulam ‘anak kecil’. Mungkin sekitar 10 tahunan. Lalu perhatikan ayat 22-nya: "Dan tatkala dia cukup dewasa (balagho asyuddahu) Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." (22)
Setelah itu perhatikan ayat selanjutnya (23) begini: “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya). ..”

Jadi peristiwa Zulaikha menggoda Yusuf adalah ketika Yusuf berusia baligh (dewasa) atau sekitar 15 tahunan. Dahulu, usia saat itu memang sudah tampak dewasa. Zaman sekarang mungkin baru masuk kelas 1 SMU. Artinya sudah masuk usia pubertas psikologisnya dan mulai matang pula biologisnya. Mari kita perhatikan ayat berikutnya (24):“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu...”

Yusuf berhasil menghindari tragedi memalukan itu, dan ia memilih penjara. Menurut keterangan beliau hidup dalam penjara sekitar 9 tahun. Di usia itu beliau semakin matang dan bijak memecahkan persoalan yang menimpa umat dan negaranya.
Singkat kisah, beliau diminta Raja untuk menjadi menteri sejak ia memecahkan teka-teki mimpi tuan Raja.

Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". (QS. Yusuf: 54)
Sejak diberi tawaran posisi terhormat di kerajaan, Yusuf menawarkan bargaining position hanya pada jabatan menteri yang menangani bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat (mungkin semacam Menkokesra). Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan" . (55)
Jadi jika dihitung (15+9), usia beliau diangkat menjadi menteri sekitar 24 tahun. Allahu A’lam Penakluk PeradabanRasulullah pernah mengatakan bawah Romawi akan ditaklukkan. Wilayah kekuasaan pertama yang akan ditaklukkan adalah kota Konstantinopel, yang mana Kaisar Konstantin tinggal di sana. Beliau menegaskan bahwa sang penakluk adalah pemimpin terbaik dan pasukannya adalah pasukan yang terbaik pula. Namanya Muhammad dijuluki Al-Fatih. Usianya ketika ia diangkat untuk memimpin Dinasti Utsmaniyah pada usia 18 tahun. Tapi berhasil menaklukan Konstantinopel ketika berusia 23 tahun.
Rasulullah pun mengabari bahwa setelah Konstantin ditaklukkan oleh anak muda, wilayah Romawi berikutnya juga akan ditaklukkan oleh anak muda. Namanya, kata beliau, ismuhu ka ismiy wa ismu abihi ka abiy (namanya seperti namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku) atau Muhammad bin Abdullah. Para ahli sejarah Islam memprediksi bahwa kota Romawi kedua berikutnya yang akan ditaklukkan oleh anak muda ini adalah Vatikan dan kerajaan Romawi yang terbentang luas itu yang dimaksud Rasulullah mungkin adalah Eropa. Siapakah dia? Kelak dia akan dikenal sebagai Imam Mahdi. Anak muda yang akan di-ishlah oleh Allah dalam satu malam, tanpa pengalaman, tiba-tiba saja dia menjadi dewasa dan memiliki segala bakat kekuatan yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi pemimpin. Kapankah hal itu terjadi? Bukankah tanda-tandanya sudah semakin dekat. Meningkatkan Kompetensi dan Kontribusi
Melihat pemaparan sejarah di atas jelas yang tergolong terbaik adalah usia 15 sampai 25 tahun. Atau kalau merujuk pada Muhammad Al-Fatih sebagai pemimpin terbaik dengan pasukan yang terbaik pula pada usia 23 tahun. (lebih dari usia terbaik itu, jangan dikira masih muda? Tapi biarlah, istilah ‘muda’ memang masalah klaim). Terlepas dari perkiraan hitungan kuantitatif di atas, Rasulullah Muhammad saw adalah teladan kita bagi setiap umur manusia. Semua berhak menjadi pemimpin jika dia memiliki kapabilitas. “Setiap kalian adalah tokoh”, kata Rasulullah.
"Tugas kita sekarang melatih diri kita menjadi pemimpin muda pembawa perubahan di manapun dan dalam posisi apapun. Kita tingkatkan ketakwaan, produktivitas, dan kontribusi kita di berbagai segi dan segmen di Indonesia."
Ya dari Indonesia. Biarkanlah hukum alam (sunnatullah kauniyah) bekerja sesuai ketentuannya. Biarkanlah mentari peradaban itu terbit dari timur. Insya Allah kemenangan Islam akan hadir dibawa oleh kaum muda yang berkualitas qur’ani. Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hambaKu yang saleh. (QS. Al-Anbiya’: 105)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar