BAB
|
NO
|
KITAB TENTANG WUDHU
|
1
|
Shalat tidak diterima tanpa wudhu
| |
110.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w telah bersabda, “Shalat orang yang berhadas1 tidak diterima sebelum dia berwudhu”. Seorang laki-laki dari Hadhramaut bertanya, “Hai Abu Hurairah! Apa hadas itu?” Abu Hurairah menjawab, “Kentut, bersuara atau tidak.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 135)
| |
2
|
Keutamaan wudhu
| |
111.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Pada
hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dengan keadaan bersinar-sinar
karena bekas wudhu pada anggota tubuh mereka. Siapa yang melebihkan
batas sinarnya, maka lakukanlah (yakni tidak hanya membasuh sampai
pada batas minimal, tetapi dilibihkan sedikit agar lebih sempurna).”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 136)
| |
3
|
Tidak harus berwudhu lagi karena ragu-ragu adanya hadas, kecuali jika yakin
| |
112.
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Yazid Al-Anshariy r.a, bahwa dia pernah bertanya
kepada Rasulullah s.a.w tentang seorang yang merasa sepertinya dia
kentut samar-samar ketika dia sedang shalat. Rasulullah s.a.w bersabda
: “Dia tidak perlu membatalkan shalatnya, kecuali jika dia mendengar suara atau merasakan/ mencium kentutnya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 137)
| |
4
|
Keringanan dalam berwudhu
| |
113.
|
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah tidur sehingga terdengar
suara nafasnya, lalu beliau shalat tanpa bersudhu lagi. Atau Ibnu
Abbas mengatakan : Rasulullah s.a.w berbaring sehingga terdenganr
suara nafasnya, lalu beliau bangun untuk shalat.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 138)
| |
5
|
Menyempurnakan wudhu
| |
114.
|
Diriwayatkan
dari Usamah bin Zayd r.a, dia berkata : Suatu ketika Rasulullah s.a.w
bertolak dari Arafah, setibanya di jalan perbukitan beliau berhenti,
lalu beliau buang air kecil, kemudian beliau berwudhu namun bukan
wudhu yang sempurna. Saya bertanya “Apakah kita shalat di sini, ya Rasulullah?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Di depan sana nanti saja kita shalat”.
Beliau kemudian naik kendaraan lagi. Ketika sampai di Muzdalifah
Rasulullah s.a.w turun, kemudian berwudhu dengan sempurna, lalu azan
dan iqamat dikumandangkan, kemudian Rasulullah s.a.w melakukan shalat
Magrib, dan setiap orang dalam kafilah itu menambatkan untanya.
Kemudian iqamat dikumandangkan lagi untuk shalat isya, lalu Rasulullah
s.a.w mengerjakan shalat Isya, tanpa shalat sunat di antara dua
shalat itu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 139)
| |
6
|
Membasuh muka dengan air sepenuh cidukan dua telapak tangan
| |
115.
|
Diriwayatkan
oleh Atha’ bin Yasar, bahwa Ibnu Abbas r.a berwudhu dengan membasuh
muka sebagai berikut : Dia mengambil air dengan telapak tangan, lalu
dia berkumur dan membersihkan lubang hidungnya dengan air itu. Setelah
itu dia mengambil air lagi seperti itu, kemudian dia basuhkan pada
wajahnya. Dia mengambil air lagi, lalu dia basuhkan pada tangan hingga
lengan kanannya. Dia mengambil air lagi, lalu dia basuhkan pada tangan
hingga lengan kirinya. Kemudian dia mengusap kepalanya. Dia mengambil
air lalu dia basuhkan pada kaki kanannya. Dia mengambil air lalu dia
basuhkan pada kaki kirinya. Setlah lalu dia mengatakan, “Seperti inilah saya melihat Rasulullah s.a.w berwudhu.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 140)
| |
7
|
Bacaan ketika masuk kamar kecil (wc)
| |
116.
|
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Ketika masuk kamar kecil (wc), Rasulullah s.a.w membaca do’a (yang artinya) : “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 142)
| |
8
|
Menyiapkan air di kamar kecil/wc
| |
117.
|
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas r.a, bahwa suatu ketika Rasulullah s.a.w masuk ke
kamar kecil/wc, lalu saya menyampaikan airnya. Beliau bertanya : “Siapa yang telah menyiapkan air ini?” Setelah diberitahu bahwa saya yang menyiapkannya beliau bersabda : “Ya Allah! Berikan kepadanya (Ibnu Abbas) kepahaman dalam ilum keislaman.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 143)
| |
9
|
Kencing dan berak tidak boleh menghadap kiblat
| |
118.
|
Diriwayatkan
dari Abu Ayyub Al-Anshariy r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w
bersabda, “Apabila seseorang berak, janganlah dia menghadap atau
membelakangi kiblat. Menghadaplah ke timur atau barat.”2
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 144)
| |
10
|
Buang air besar dengan berjongkok di atas dua batu
| |
119.
|
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Orang-orang mengatakan, “Jika
kamu duduk untuk buang air, janganlah kamu menghadap kiblat atau Bayt
Al-Maqdis, padahal pada suatu hari saya naik ke atas rumah saya,
ketika itu saya melihat Rasulullah s.a.w duduk berjongkok di atas dua
batu untuk buang air dengan menghadap Bayt Al-Maqdis.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 145)
| |
11
|
Keluarnya wanita untuk buang hajat
| |
120.
|
Diriwayatkan
dari Aisyah r.a, bahwa para isteri Nabi s.a.w biasanya keluar ke
tanah lapang yang luas untuk buang hajat (sebagaimana tradisi setempat
saat itu). Umar pernah mengusulkan kepada Nabi s.a.w : “Buatkanlah tabir untuk buang hajat isteri-isteri Anda!”
Tetapi Rasulullah s.a.w tidak melaksanakannya. Pada suatu malam
sekitar Isya, Saudah binti Zam’ah isteri Nabi s.a.w, keluar ke tanah
lapang untuk buang hajat. Dia perempuan yang bertubuh tinggi, lalu
Umar memanggilnya : “Aku mengenali Anda, hai Saudah”.
Umar berbuat begitu karena berharap agar turun ayat tentang hijab.
Maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang hijab.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 146)
| |
12
|
Istinja’ (bersuci sehabis buang air) dengan air
| |
121.
|
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Apabila Rasulullah s.a.w
keluar untuk buang hajat, saya dan anak-anak sebaya saya seringkali
menyediakan satu wadah penuh air.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 150)
| |
13
|
Membawa ‘anazah beserta air untuk istinja’
| |
122.
|
Menurut
riwayat lain dari Anas bin malik r.a juga : Apabila Rasulullah s.a.w
keluar untuk buang hajat, saya dan anak-anak seusia saya seringkali
menyediakan satu wadah penuh air beserta ‘anazah (tongkat yang
ujungnya bercabang).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 152)
| |
14
|
Larangan istinja’ dengan tangan kanan
| |
123.
|
Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Apabila
kamu minum janganlah bernafas di dalam wadah minuman, dan apabila
kamu buang air, janganlah menyentuh kemaluan dan beristinja’ dengan
tangan kanan.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 153)
| |
15
|
Istinja’ (bersuci sehabis buang air) dengan batu
| |
124.
|
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Saya pernah menyertai Nabi s.a.w
ketika beliau keluar untuk buang hajat. Nabi s.a.w berjalan lurus
tanpa menoleh. Kemudian saya mendekati beliau, lalu beliau bersabda, “Carikan
untukku beberapa batu untuk aku gunakan istinja’, atau beliau
bersabda semakna dengan itu, jangan kau bawakan tulang atau kotoran
hewan”. Saya pun membawakan beberapa buah batu untuk beliau
dengan menggunakan ujung jubah saya, lalu saya letakkan di samping
Nabi s.a.w, kemudian saya menjauh. Setelah beliau selesai buang hajat,
beliau pergunakan batu-batu tersebut untuk istinja’.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 155)
| |
16
|
Jangan beristinja’ dengan kotoran
| |
125.
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas’ud r.a, dia berkata : Suatu ketika Nabi s.a.w
keluar untuk buang hajat, kemudian beliau meminta saya mencarikannya
tiga buah batu. Saya hanya menemukan dua buah batu, saya tidak bisa
mendapatkan sebuah batu lagi. Kemudian saya mengambil kotoran hewan
(yang kering sebagai pengganti batu tersebut), lalu saya membawanya
kepada Nabi s.a.w. Beliau mengambil dua buah batu itu dan membuang
kotoran tersebut seraya mengatakan, “Ini adalah benda kotor.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 156)
| |
17
|
Berwudhu dengan membasuh sekali saja pada bagian tubuh yang wajib dibasuh
| |
126.
|
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah berwudhu dengan
membasuh bagian tubuh yang wajib dibasuh masing-masing sekali basuhan.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor Hadits : 157)
| |
18
|
Berwudhu dengan membasuh dua kli pada bagian tubuh yang wajib dibasuh
| |
127.
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Zayd Al-Anshariy r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah
berwudhu dengan membasuh pada bagian tubuh yang wajib dibasuh
masing-masing dua kali basuhan.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 158)
| |
19
|
Berwudhu dengan membasuh bagian tubuh yang wajib dibasuh masing-masing tiga kali.
| |
128.
|
Diriwayatkan
dari Humran (pelayan Utsman bin Affan) bahwa dia pernah melihat
Utsman bin Affan meminta satu wadah berisi air. Kemudian dia tuangkan
air itu ke kedua tangannya tiga kali untuk membasuhnya. Setelah itu
dia memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah tersebut untuk mengambil
air untuk berkumur dan membersihkan lubang hidungnya. Lalu dia
membasuh wajahnya tiga kali, kemudian dia membasuh kedua tangannya
hingga siku tiga kali, kemudian dia mengusapkan air pada kepalanya.
Lalu dia membasuh kedua kakinya hingga mata kaki tiga kali. Setelah
itu dia mengatakan : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Siapapun
yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia mengerjakan shalat
dua rakaat dengan khusyu’, maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 159)
| |
129.
|
Disebutkan
dalam riwayat lain bahwa Utsman bin Affan pernah mengatakan : Saya
akan menyampaikan sebuah hadits kepada kalian, seandainya tidak ada satu
ayat di dalam Al-Qur’an, niscaya hadits ini tidak akan saya
sampaikan. Saya pernah mendengar Nabi s.a.w bersabda, “Seseorang
yang berwudhu dengan sempurna kemudian dia mengerjakan shalat dua
rakaat, niscaya dampuni dosa-dosanya antara wudhu dan shalat dua
rakaat yang dia kerjakan itu.”
Kata Urwah (perawi) : Satu ayat yang dimaksudkan oleh Utsman bin Affan di muka adalah “Sungguh orang-orang yang menyembunyikan keterangan-keterangan yang jelas...” (Al-Qur’an, surat Al-Baqarah : 159)
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 160)
| |
20
|
Membersihkan lubang hidung dengan air ketika berwudhu
| |
130.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : ”Siapa
yang berwudhu hendaklah dia membersihkan lubang hidungnya (dengan
menghirup air lalu menghembuskannya), dan siapa yang beristinja’
dengan batu hendaklah dia ganjilkan bilangannya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 161)
| |
21
|
Istinja’ dengan batu dengan bilangan ganjil
| |
131.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda : “Apabila
seseorang berwudhu hendaklah dia memasukkan air ke dalam lubang
hidungnya kemudian menghembuskannya. Siapapun yang beristinja’ dengan
batu hendaklah dia ganjilkan hitungannya. Apabila seseorang bangun
dari tidur hendaklah dia membasuh tangannya sebelum dia memasukkan
tangannya ke dalam tempat air, karena dia tidak tahu di mana semalam
tangannya berada (mungkin tangannya menyentuh bagian tubuh yang
kotor).”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 162)
| |
22
|
Mengusap kaos kaki kulit tanpa melepasnya
| |
132.
|
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa dia pernah ditanyakan oleh Ibnu Juraij : “Saya
lihat engkau tidak mengusap dinding Ka’bah kecuali bagian yang
menghadap ke selatan (rukun Yamaniy), saya lihat engkau mengenakan
terompah kulit, saya lihat engkau mencelup rambut dengan Shufrah
(jenis pewarna), dan ketika engkau berada di Mekkah saya lihat engkau
tidak memulai ihram melainkan sesudah masuk hari Tarwiyah, padahal
orang-orang sudah memulai ihram sejak tanggal 1 Dzulhijjah?” Abdullah bin Umar menjawab : “Mengenai
Yamani, karena saya tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w mengusap
dinding Ka’bah kecuali pada rukun Yamani. Mengenai terompah/kaos kaki
kulit, karena saya melihat Rasulullah s.a.w mengenakan kaos kaki kkulit
yang tidak berbulu dan beliau tidak melepasnya ketika berwudhu, maka
saya pun suka mengenakannya. Mengenai pewarna rambut (shafrah), karena
saya pernah melihat Rasulullah s.a.w menggunakannya, maka saya pun
suka mencelup rambut saya dengan shafrah. Adapun mengapa saya tidak
memulai ihram pada tanggal 1 Dzulhijjah, karena saya tidak pernah
melihat Rasulullah s.a.w memulai ihram melainkan setelah tiba saat
berangkat menuju ibadah haji.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 166)
| |
23
|
Mendahulukan anggota tubuh yang kanan ketika berwudhu dan mandi
| |
133.
|
Diriwayatkan
dari Aisyah r.a, bahwa Nabi s.a.w senantiasanya mendahulukan anggota
tubuh yang kanan dalam memakai sepatu, menyisir rambut, bersuci (dari
hadas atau dari najis), dan perbuatan baik yang lain.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 168)
| |
24
|
Mencari air untuk wudhu ketika waktu shalat
| |
134.
|
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Ketika waktu shalat Ashar
tiba, saya melihat Nabi s.a.w, sementara orang-orang mencari air untuk
wudhu namun mereka tidak mendapatkannya. Setelah itu satu bejana
berisi air dibawa Rasulullah s.a.w, kemudian beliau meletakkan
tangannya di dalam bejana itu, lalu beliau menyuruh orang-orang agar
berwudhu dengan air tersebut. Kata Anas bin Malik : Saya melihat air
memancar dari jari jemari Rasulullah s.a.w, sehingga semua orang bisa
berwudhu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 169)
| |
25
|
Air untuk membasuh rambut
| |
135.
|
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik r.a, bahwa ketika Rasulullah s.a.w mencukur
rambutnya, orang yang mula-mula memungut rambut tersebut adalah Abu
Thalhah.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 171)
| |
26
|
Apabila anjing minum air dalam bejana
| |
136.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda : “Apabila anjing minum air dalam bejanamu, basuhlah bejana itu tujuh kali.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 172)
| |
137
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Pada masa Rasulullah s.a.w,
seringkali anjing-anjing mondar-mandir di dalam masjid, sedangkan
para sahabat tidak menyiram tempat bekas anjing-anjing itu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 174)
| |
27
|
Tidak mengulang wudhu kecuali ada hadas yang keluar dari kemaluan dan dubur
| |
138.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah bersabda, “Seseorang
yang berada di masjid untuk menunggu pelaksanaan shalat, nilainya
sama dengan melakukan shalat selama dia belum berhadas dan tidak
bercakap-cakap.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 176)
| |
139.
|
Diriwayatkan dari Zayd bin Khalid r.a, dia berkata : Saya pernah bertanya kepada Utsman bin Affan r.a, “Bagaimana orang yang bersetubuh tetapi tidak sampai mengeluarkan mani?” Utsman menjawab, “Dia harus berwudhu seperti wudhu untuk shalat dan dia harus membasuh zakarnya”. Kata Utsman, “Demikian
ini saya dengar dari Rasulullah s.a.w. Saya juga menanyakan hal itu
kepada Aliy, Zubayr, Thalhah dan Ubay bin Ka’b r.a, mereka semua
menjawab seperti itu.”3
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 179)
| |
140.
|
Diriwayatkan
dari Abu Sa’id Al-Khudriy r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah mengutus
seseorang untuk memanggil seorang Anshar, lalu dia datang dengan
rambut yang masih basah. Nabi s.a.w bertanya : “Mungkin kami membuatmu tergesa-gesa?” Orang Anshar itu menjawab : “Ya”. Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “Apabila kamu bersetubuh lalu segera kamu hentikan sebelum mengeluarkan sperma, maka kamu harus berwudhu.”4
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 180)
| |
28
|
Mewudhukan orang lain
| |
141.
|
Diriwayatkan
dari Al-Mughirah bin Syu’bah r.a, bahwa dia pernah menyertai
Rasulullah s.a.w dalam suatu perjalanan. Ketika itu Rasulullah s.a.w
keluar untuk buang hajat. Setelah selesai beristinja’, Al-Mughirah
menuangkan air ke tangan Rasulullah s.a.w ketika beliau berwudhu.
Beliau membasuh wajahnya dan kedua tangannya, mengusap air pada
kepalanya, dan sepasang terompahnya/kaos kaki kulit.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 182)
| |
29
|
Membaca Al-Qur’an dan lain-lain setelah berhadas
| |
142.
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Abbas r.a, bahwa pada suatu malam dia berada di
rumah bibinya, yaitu Maymunah, isteri Nabi s.a.w. Kata Abdullah bin
Abbas : Saya berbaring di atas kasur kecil, sementara Rasulullah s.a.w
juga berbaring, sedangkan isterinya berbaring dengan menjulurkan
kakinya. Rasulullah s.a.w tidur. Ketika tengah malam atau kurang
sedikit atau lewat sedikit, beliau bangun. Beliau duduk dan mengusap
wajahnya untuk menghilangkan bekas tidurnya, kemudian beliau membaca
sepuluh ayat di akhir surat Ali Imran. Kemudian beliau melangkah ke
tempat air dari kulit yang tergantung, lalu beliau mempergunakan air
itu untuk berwudhu dengan sempurna, kemudian beliau mengerjakan
shalat. Kata Abdullah bin Abbas : Saya pun bangun dan mengerjakan
seperti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah s.a.w, lalu saya mendekat
ke samping Rasulullah s.a.w, tetapi beliau kemudian meraba kepala saya
dengan tangan kanannya dan menarik telinga saya yang kanan untuk
menggeser posisi saya ke sebelah kananya. Kemudian beliau mengerjakan
shalat dua rakaat enam kali dan menggasalinya dengan satu rakaat lagi.
Setelah itu beliau berbaring sampai terdengar azan, kemudian beliau
shalat dua rakaat tidak terlalu lama, lalu beliau keluar (ke masjid)
untuk shalat subuh.
Catatan : Hadits ini sudah ada di depan dan masing-masing saling melengkapi
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 183)
| |
30
|
Mengusap seluruh kepala
| |
143.
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Zayd r.a, bahwa seorang laki-laki memohon kepadanya
: “Tunjukkan/peragakan kepada saya bagaimana Rasulullah s.a.w
berwudhu?” Abdullah bin Zayd menjawab : “Baiklah”. Dia meminta air,
lalu dia membasuh tangannya dua kali, kemudian dia berkumur dan
membersihkan lubang hidungnya dengan air masing-masing tiga kali.
Setelah itu dia membasuh mukanya tiga kali, kemudian dia membasuh kedua
tangannya sampai siku masing-masing tiga kali, lalu dia mengusap
kepalanya dengan kedua tangannya yang basah, dimulai dari depan, lalu
kedua tangannya digerakkan ke tengkuk, kemudian digerakkan lagi ke
depan (perbatasan dahi). Setelah itu dia membasuh kedua kakinya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 185)
| |
31
|
Menggunakan air sisa/bekas wudhu
| |
144.
|
Diriwayatkan
dari Abu Juhayfah r.a, ketika tengah hari, Rasulullah s.a.w menemui
kami, kemudian beliau diberi wadah berisi air, lalu beliau berwudhu.
Orang-orang segera mengambil air bekas/sisa wudhu beliau, lalu mereka
usapkan pada mereka.5 Rasulullah s.a.w melakukan shalat
Zhuhur dan Asar masing-masing dua rakaat (qashar) dengan menancapkan
sebatang ‘azanah (tongkat yang ujungnya bercabang) di hadapan beliau.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 187)
| |
145.
|
Diriwayatkan
dari As-Sa’ib bin Yazid r.a, dia berkata : Saya pernah diajak bibi
saya berkunjung kepada Nabi s.a.w. Kata bibi : “Ya Rasulullah! Kemenakan saya ini sakit kepala!”
Kemudian Rasulullah s.a.w mengusap kepala saya dan memohonkan
keberkahan untuk saya. Setelah itu beliau berwudhu, lalu saya minum
air sisa/ bekas wudhunya. Kemudian saya berdiri di belakang beliau,
sehingga saya melihat cap/stempel kenabian sebesar kancing tenda di
antara dua pundak pada punggung beliau.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 190)
| |
32
|
Laki-laki berwudhu bersama isterinya
| |
146.
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Pada masa Rasulullah s.a.w,
laki-laki dan wanita pernah berwudhu bersama-sama.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 193)
| |
33
|
Nabi s.a.w menuangkan air bekas wudhunya kepada orang yang tidak sadar karena sakit
| |
147.
|
Diriwayatkan
dari Jabir r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w membezuk/menjenguk
saya ketika saya sakit hingga tidak sadar. Rasulullah s.a.w berwudhu,
kemudian air bekas wudhunya beliau oleskan pada tubuh saya sehingga
saya menjadi sadar. Setelah itu saya bertanya : “Ya Rasulullah! Siapa yang akan memiliki harta peninggalan saya karena saya tidak lagi meiliki orang tua dan keturunan?” Maka turunlah ayat tentang waris.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 194)
| |
34
|
Mandi atau wudhu dengan air belanga/periuk
| |
148.
|
Diriwayatkan
dari Anas r.a, dia berkata : Suatu ketika waktu shalat telah tiba,
orang-orang yang tinggal di dekat masjid bergegas untuk berwudhu,
sementara sebagian yang lain tinggal diam. Kemudian sebuah periuk batu
berisi air dibawa kepada Rasulullah s.a.w, namun periuk batu tersebut
terlalu kecil untuk dimasuki oleh telapak tangan Rasulullah s.a.w
(dengan mukjizat beliau) semua orang berwudhu dengan air di dalam
periuk yang kecil itu. Kami bertanya : “Berapakah jumlah kalian ketika itu?” Anas menjawab : “80 orang lebih.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 195)
| |
149.
|
Diriwayatkan
dari Abu Musa r.a, bahwa suatu ketika Nabi s.a.w meminta air dalam
mangkok besar/belanga kecil, lalu beliau membasuh kedua tangan dan
wajahnya, kemudian beliau semburkan lagi ke dalam wadah itu (sehingga
air tersebut cukup untuk berwudhu bagi puluhan atau ratusan orang).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 196)
| |
150.
|
Diriwayatkan
dari Aisyah r.a, ketika sakit Nabi s.a.w sudah sangat berat, beliau
meminta izin kepada isteri-isterinya agar beliau dirawat di rumah
saya, dan mereka pun setuju. Nabi s.a.w keluar dengan kakinya menyeret
tanah dengan dipapah oleh dua orang, yaitu Abbas dan orang satu lagi
(maksudnya Aliy bin Abu Thalib). Aisyah menambahkan : Setelah Nabi
s.a.w masuk rumah, beliau memohon, “Tuangi
aku dengan air tujuh kantong kulit perlahan-lahan agar aku merasa
segar sehingga aku bisa keluar menemui para sahabat”.
Rasulullah s.a.w didudukkan di atas periuk batu milik Hafshah, isteri
beliau. Kami pun segera menyiramkan sebagaimana permintaan beliau,
sehingga beliau bisa memberikan isyarat kepada kami, lalu beliau
keluar menemui para sahabat.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 198)
| |
151.
|
Diriwayatkan
dari Anas r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah meminta bejana berisi air.
Maka diambilkan sebuah gayung yang dasarnya lebar dengan berisi
sedikit air. Beliau kemudian meletakkan jari jemarinya di dalam wadah
itu. Kata Anas : Saya melihat air memancar dari sela-sela jari beliau.
Saya perkirakan orang yang berwudhu dengan air tersebut sekitar 70
hingga 80 orang.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 200)
| |
35
|
Berwudhu dengan air stau mudd
| |
152.
|
Diriwayatkan
dari Anas r.a, dia berkata : Seringkali Nabi s.a.w mandi dengan air
satu sha’ hingga lima mudd dan berwudhu dengan air satu mudd (1 sha’ =
4 mudd. 1; 1 mudd = 6 s/d ±7,5 ons bila dengan ukuran timbangan)
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 201)
| |
36
|
Mengusap sepasang khuff (kaos kaki kulit)
| |
153.
|
Diriwayatkan
dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a bahwa Nabi s.a.w pernah mengusap
sepasang khuff (tanpa melepaskannya ketika berwudhu). Abdullah putra
Umar bertanya kepada Umar (ayahnya) tentang hal itu, lalu Umar
menjawab : “Ya, benar. Apabila kamu diberitahu oleh Sa’d tentang hadits dari nabi s.a.w, janganlah kamu tanyakan lagi kepada orang lain.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 202)
| |
154.
|
Diriwayatkan
dari Amru bin Umayyah Adh-Dhamriy r.a, bahwa dia pernah meliaht Nabi
s.a.w mengusap sepasang khuff-nya ketika berwudhu tanpa melepasnya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 204)
| |
155.
|
Diriwayatkan
dari Amru bin Umayyah Adh-Dhamriy r.a, bahwa dia pernah melihat Nabi
s.a.w berwudhu dengan mengusap surbannya dan sepasang khuff-nya (tanpa
dilepas)
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 205)
| |
37
|
Mengenai sepasang khuff dalam keadaan suci/tidak berhadas
| |
156.
|
Diriwayatkan
dari Al-Mughirah bin Syu’bah r.a, dia berkata : Saya pernah menyertai
Nabi s.a.w dalam perjalanan. Saya bergegas hendak melepas khuff
beliau, namun beliau bersabda, “Biarakan saja, jangan dilepas, karena aku dalam keadaan suci (tidak berhadas) pada saat memakainya”. Kata Mughirah : Ketika berwudhu, Rasulullah s.a.w mengusapkan air dengan tangannya pada khuff tersebut.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 206)
| |
38
|
Tidak berwudhu lagi sehabis makan daging kambing dan kue sawiq (dari gandum campur kurma dan gula)
| |
157.
|
Diriwayatkan
dari Amru bin Umayyah r.a, bahwa dia pernah melihat Rasulullah s.a.w
makan daging dari lengan kambing, lalu tibalah waktu shalat, kemudian
beliau meletakkan pisaunya, lalu beliau mendirikan shalat tanpa
berwudhu lagi (karena sebelumnya sudah berwudhu).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 208)
| |
39
|
Berkumur sehabis makan kue sawiq tanpa perlu mengulang wudhu
| |
158.
159. |
Diriwayatkan
dari Suwayd bin An-Nu’man r.a, pada tahun berlangsungnya perang
Khaybar, dia pergi bersama Rasulullah s.a.w. Ketika sampai di Sahba’,
suatu tempat di dekat Khaybar, Rasulullah s.a.w mendirikan shalat
Ashar. Setelah itu beliau meminta diambilkan makanan namun tidak ada
makanan kecuali sawiq. Rasulullah s.a.w memerintahkan agar kue
tersebut dicuci dulu, baru kemudian beliau memakannya bersama kami.
Setelah itu beliau berdiri hendak melakukan shalat Maghrib. Beliau
berkumur dan kami pun berkumur seperti beliau, kemudian beliau
mendirikan shalat tanpa berwudhu ulang.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 209)
Diriwayatkan dari Maymunah r.a, bahwa di rumahnya Nabi s.a.w pernah makan daging dari lengan kambing, kemudian beliau shalat tanpa berwudhu ulang.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 210)
| |
40
|
Haruskah berkumur setelah minum susu?
| |
160.
|
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah minum susu, kemudian beliau berkumur. Beliau bersabda : “Sesungguhnya susu itu mengandung lemak.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 211)
| |
41
|
Berwudhu
setelah tidur dan orang yang berpendapat tidak perlu berwudhu ulang
karena mengantuk sekejap atau dua kejap atau sangat singkat dalam
beberap detik
| |
161.
|
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda : “Apabila
seseorang mengantuk ketika sedang shalat, hendaklah dia tidur dulu
sampai rasa kantuknya hilang, karena jia seseorang shalat sambil
mengantuk, mungkin maunya dia memohon ampunan tetapi karena mengantuk
dia kana mengucapkan do’a yang mencelakakan dirinya sendiri.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 212)
| |
162.
|
Diriwayatkan dari Anas r.a bahwa nabi s.a.w pernah bersabda : “Apabila seseorang mengantuk ketika sedang shalat, hendaklah dia tidur dulu sampai dia mengerti apa yang dia baca.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 213)
| |
42
|
Berwudhu meskipun belum berhadas
| |
163.
|
Diriwayatkan
dari Anas r.a, bahwa Nabi s.a.w selalu berwudhu sebelum mendirikan
shalat. Kata Anas : Sebagian kami melakukan shalat lebih dari sekali
hanya dengan satu wudhu selama belum berhadas.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 214)
| |
43
|
Termasuk dosa besar jika tidak menghindarkan tubuh dan pakaian dari air kencing
| |
164.
|
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Suatu ketika Nabi s.a.w melintasi
suatu pekuburan di Madinah atau Mekkah. Beliau mendengar dua orang
yang sedang disiksa di dalam kuburnya, lalu beliau bersabda, “Dua orang ini disiksa karena telah melakukan dosa besar”. Sabda beliau selanjutnya, “Memang benar, yang satu tidak membersihkan diri sehabis kencing, dan yang satu lagi selalu menyebarkan fitnah permusuhan”.
Kemudian Nabi s.a.w meminta sebatang pelepah kurma yang basah, lalu
beliau memotongnya menjadi dua, kemudian beliau menancapkannya di
masing-masing dua kubur tersebut. Ada seorang sahabat bertanya, “Mengapa Anda melakukan itu, ya Rasulullah!” Beliau menjawab, “Semoga siksa keduanya diringankan selama pelepah kurma tersebut masih basah.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 216)
| |
44
|
Membasuh bagian tubuh yang terkena air kencing
| |
165.
|
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Apabila Nabi s.a.w pergi
hendak buang hajat, saya biasanya membawakan air untuk beliau gunakan
bersuci/beristinja’.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 217)
| |
45
|
Nabi s.a.w dan para sahabat membiarkan seorang Arab pedalaman kencing di masjid sampai tuntas
| |
166.
|
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Ada seorang Arab pedalaman
berdiri dan kencing di dalam masjid. Para sahabat segera menangkapnya,
namun Nabi s.a.w bersabda, “Biarkan
saja dia dan tunggulah sampai dia kencing tuntas. Setelah itu
siramkan sekantong atau setimba air pada bekas kencingnya, karena
kalaian diperintahkan untuk memberikan kemudahan, bukan untuk
mempersulit.”6
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 220)
| |
46
|
Air kencing bayi
| |
167.
|
Diriwayatkan
dari Ummu Qays binti Mihshan r.a bahwa dia membawa bayi laki-lakinya
yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu (ASI) kepada Rasulullah
s.a.w. Beliau meletakkan bayi itu pada pangkuan beliau, kemudian
beliau meminta air, lalu beliau percikkan pada pakaian yang terkena
air kencing tersebut tanpa membasuhnya.7
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 223)
| |
47
|
Kencing sambil berdiri atau duduk
| |
168.
|
Diriwayatkan
dari Hudzayfah (laki-laki, bukan perempuan) r.a, dia berkata : Suatu
ketika Nabi s.a.w mendatangi tempat orang-orang membuang sampah,
kemudian beliau kencing sambil berdiri. Setelah itu beliau meminta
air, lalu saya membawakannya, kemudian beliau berwudhu.8
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 224)
| |
48
|
Kencing di dekat orang lain dengan diberi tabir
| |
169.
|
Diriwayatkan
dari Hudzayfah r.a (seperti hadits sebelumnya dengan perbedaan
sebagai berikut) : … kemudian Nabi s.a.w sambil berdiri di balik
sebuah dinding. Saya menjauh, namun beliau memanggil saya, lalu saya
mendekat. Saya menunggu di sebelah beliau sampai beliau selesai
kencing.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 225)
| |
49
|
Membasuh darah
| |
170.
|
Diriwayatkan dari Asma’ r.a, dia berkata : Seorang perempuan datang kepada Nabi s.a.w, lalu dia bertanya, “Apa yang harus dilakukan oleh seorang perempuan apabila pakaiannya terkena darah haid?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Genggamlah
bagian yang terkena darah (agar tidak meluas), kemudian gosoklah dan
keriklah/sikatlah dengan dituangi air. Setelah itu pakaian tersebut
boleh dipakai untuk shalat.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 227)
| |
171.
|
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, dia berkata : Fathimah binti Hubaisy datang kepada Rasulullah s.a.w, lalu dia bertanya, “Saya
mengalami istihadhah (pendarahan dari dalam uterus di luar haid)
sehingga saya tidak pernah suci, apakah saya tidak perlu shalat?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Tidak
begitu. Darah tersebut berasal dari pembuluh darah, bukan darah haid.
Jika kamu mengalami haid, berhentilah shalat, dan apabila haidmu
selesai, bersihkanlah darahmu (mandilah), lalu shalatlah, kemudian
berwudhulah setiap kali akan shalat sampai tiba lagi masa haid
berikutnya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 228)
| |
50
|
Membasuh dan menggosok mani pada pakaian
| |
172.
|
Diriwayatkan
dari Aisyah r.a, dia berkata : Saya pernah membasuh mani pada pakaian
Nabi s.a.w, kemudian beliau keluar (ke masjid) untuk melakukan
shalat, sementara pakaian beliau masih basah pada bekas cucian/basuhan
tersebut.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 229)
| |
51
|
Kencing unta, kambing dan hewan lain serta bekas tempat hewan-hewan tersebut
| |
173.
|
Diriwayatkan
dari Anas r.a, dia berkata : Sekelompok orang dari suku Ukayl dan
Uraynah datang ke Madinah, namun kemudian mereka sakit karena tidak
tahan cuaca di situ. Lalu Nabi s.a.w menyuruh mereka mendatangi
kawanan unta untuk meminum air kencing dan air susunya. Merekapun
pergi sesuai perintah Nabi s.a.w. Setelah mereka sehat, mereka membunuh
penggembala unta Nabi s.a.w tersebut dan melarikan unta-unta itu. Nabi
s.a.w mendengar berita itu pagi hari berikutnya. Kemudian Nabi s.a.w
menugaskan beberapa orang untuk menangkap mereka, lalu tangan dan kaki
mereka dipotong, serta mata mereka dicolok dengan besi panas. Mereka
diletakkan di bawah terik matahari. Mereka minta minum namun tidak
diberi.9
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 233)
| |
174.
|
Diriwayatkan
dari Anas r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah melakukan shalat di
bekas tempat kambing sebelum masjid dibangun.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 234)
| |
52
|
Najis yang jatuh ke mentega dan benda cair
| |
175.
|
Diriwayatkan
dari Maymunah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah ditanya mengenai
tikus yang jatuh ke mentega. Rasulullah s.a.w menjawab : “Buanglah
tikus itu dan buang pula mentega yang disekitar tubuh tikus itu, lalu
makanlah sisa mentega yang tidak terkena tikus tersebut.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 235)
| |
176.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Setiap
luka yang diderita oleh seorang muslim dalam pertempuran membela
agama Allah, kelak pada hari kiamat akan tampak sebagaimana keadaan di
dunia ketika luka itu diderita pertama kali dengan memancarkan darah.
Warnanya tetap seperti darah, tetapi baunya sewangi misk/minyak wangi
kesturi.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 237)
| |
53
|
Kencing di air yang tidak mengalir
| |
177.
|
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Janganlah seseorang kencing di genangan air yang tidak mengalir kemudian dia mandir di situ atau dengan air itu.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 238)
| |
54
|
Jika kotoran atau bangkai diletakkan di atas punggung orang yang shalat oleh orang lain, maka shalatnya tidak batal
| |
178.
|
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas’ud r.a, bahwa suatu ketika Nabi s.a.w shalat di
Baitullah, sementara Abu Jahl dan kawan-kawannya sedang duduk,
tiba-tiba sesama mereka saling mengatakan : “Siapa
di antara kalian yang sudi mengambil perut bangkai di tempat suku
Fulan sana lalu meletakkannya di atas punggung Muhammad ketika dia
bersujud?” Maka berangkatlah salah seorang yang paling
celaka di antara mereka untuk mengambil perut bangkai unta terebut,
lalu dia menunggu hingga Nabi s.a.w bersujud, kemudian dia
meletakkannya di atas punggung antara dua bahu Nabi s.a.w, sementara
saya melihat peristiwa itu namun saya tidak berani melawan. Ketika itu
saya berharap agar ada orang-orang yang datang menyertai saya untuk
melawan orang-orang kafir itu. Mereka semua tertawa terbahak-bahak
dengan saling bersahutan, sedangkan Rasulullah s.a.w tetap saja
bersujud tanpa mengangkat kepalanya sampai Fathimah datang lalu dia
menyingkirkan perut bangkai unta itu dari punggung Rasulullah s.a.w,
baru kemudian Rasulullah mengangkat kepalanya lalu berdo’a : “Ya Allah! Hukumlah orang-orang kafir Quraisy”.
Beliau berdo’a tiga kali, sehingga orang-orang kafir itu merasa sedih
setelah mendengar do’a Rasulullah tersebut. Mereka mengerti bahwa
do’a yang diucapkan di kota itu (Mekkah) akan dikabulkan oleh Allah.
Rasulullah s.a.w melanjutkan do’anya dengan menyebutkan beberapa nama :
“Ya
Allah! Hukumlah Abu Jahl, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah,
Al-Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf dan Uqabah bin Abu Mu’aith”.
Rasulullah s.a.w juga menyebut seorang lagi yang ketujuh, namun
perawi tidak ingat namanya. Kata Abdullah bin Mas’ud : Demi Allah yang
menguasai diri saya! Saya melihat mayat orang-orang yang disebutkan
oleh Rasulullah s.a.w dalam do’a beliau itu dilemparkan ke dalam satu
sumur di Badr.10
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 240)
| |
55
|
Meludah atau membuang ingus di pakaian
| |
179.
|
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah meludah di pakaiannya sendiri.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 241)
| |
56
|
Perempuan membasuh darah pada wajah ayahnya
| |
180.
|
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy r.a, bahwa dia pernah ditanya oleh orang-orang : “Dengan apa luka Rasulullah s.a.w diobati (dalam perang Uhud)?” Sahl menjawab : “Tidak
ada lagi orang yang lebih tahu daripada saya yang sekarang masih
hidup. Aliy membawa air dengan perisainya dan Fathimah membasuh darah
pada wajah Nabi s.a.w dengan air tersebut (tetapi darah Nabi s.a.w
semakin deras) lalu dibakarlah tikar jerami kemudian abunya ditaburkan
pada luka Nabi s.a.w.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 243)
| |
57
|
Siwak
| |
181.
|
Diriwayatkan
dari Abu Musa r.a, dia berkata : Suatu ketika saya mendatangi Nabi
s.a.w. Saya melihat beliau menggenggam siwak di tangannya untuk
menyikat giginya. Ketika siwak masih berada di dalam mulut Nabi s.a.w,
beliau bersuara uk ..uk, seolah beliau hendak muntah.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 244)
| |
182.
|
Diriwayatkan
dari Hudzayfah r.a, dia berkata : Nabi s.a.w selalu menggosok giginya
dengan siwak setiap bangun dari tidur pada malam hari.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 245)
| |
58
|
Menyerahkan siwak kepada orang yang lebih tua
| |
183.
|
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Aku
bermimpi membersihkan gigiku dengan siwak, kemudian aku didatangi
oleh dua orang laki-laki, yang satu lebih tua daripada yang lain. Lalu
aku menyerahkan siwak kepada yang lebih muda, kemudian aku diberi
petunjuk, ‘Berikanlah kepada yang lebih tua di antara dua orang itu!’
Maka akupun memberikannya kepada yang lebih tua.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 246)
| |
59
|
Keutamaan orang yang tidur dengan menyandang wudhu (tidak berhadas)
| |
184.
|
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah bersabda, “Apabila
kamu akan tidur, berwudhulah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian
berbaringlah dengan miring ke kanan, lalu ucapkanlah do’a :
Allahumma… s/d wanabiyyikalladzii arsalta (yang artinya) : ‘Ya
Allah! Aku berserah diri kepada-Mu. Aku bergantung kepada-Mu. Aku
serahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku bergantung kepada-Mu dengan
penuh harap dan rasa takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan
tempat mencari keselamatan dari murka dan siksa-Mu kecuali kepada-Mu.
Ya Allah! Aku beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan
kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus’. Jika
kamu mati di malam itu, maka matimu dalam keadaan beriman. Jadikanlah
ucapan/do’a tersebut sebagai kata-katamu yang terakhir”.
Kata Al-Barra’ : Saya mengulang do’a tersebut di hadapan Nabi s.a.w.
Setelah sampai pada bacaan Allaahumma aamantu bikitaabikalladzii
anzalta saya lanjutkan dengan warasuulika…, lalu Rasulullah s.a.w
menegur saya, “Jangan begitu! Ucapkanlah wanabiyyikalladzii arsalta.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 247)
|
Jumat, 03 Februari 2012
wudhu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar