Jumat, 03 Februari 2012

wudhu

BAB
NO
KITAB TENTANG WUDHU
1
Shalat tidak diterima tanpa wudhu

110.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w telah bersabda,  “Shalat orang yang berhadas1 tidak diterima sebelum dia berwudhu”. Seorang  laki-laki dari Hadhramaut bertanya, “Hai Abu Hurairah! Apa hadas itu?” Abu Hurairah menjawab, “Kentut, bersuara atau tidak.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 135)
2
Keutamaan wudhu

111.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dengan keadaan bersinar-sinar karena bekas wudhu pada anggota tubuh mereka. Siapa yang melebihkan batas sinarnya, maka lakukanlah (yakni tidak hanya membasuh sampai pada batas minimal, tetapi dilibihkan sedikit agar lebih sempurna).”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 136)
3
Tidak harus berwudhu lagi karena ragu-ragu adanya hadas, kecuali jika yakin

112.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Yazid Al-Anshariy r.a, bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w tentang seorang yang merasa sepertinya dia kentut samar-samar ketika dia sedang shalat. Rasulullah s.a.w bersabda : “Dia tidak perlu membatalkan shalatnya, kecuali jika dia mendengar suara atau merasakan/ mencium kentutnya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 137)
4
Keringanan dalam berwudhu

113.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah tidur sehingga terdengar suara nafasnya, lalu beliau shalat tanpa bersudhu lagi. Atau Ibnu Abbas mengatakan : Rasulullah s.a.w berbaring sehingga terdenganr suara nafasnya, lalu beliau bangun untuk shalat.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 138)
5
Menyempurnakan wudhu

114.
Diriwayatkan dari Usamah bin Zayd r.a, dia berkata : Suatu ketika Rasulullah s.a.w bertolak dari Arafah, setibanya di jalan perbukitan beliau berhenti, lalu beliau buang air kecil, kemudian beliau berwudhu namun bukan wudhu yang sempurna. Saya bertanya “Apakah kita shalat di sini, ya Rasulullah?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Di depan sana nanti saja kita shalat”. Beliau kemudian naik kendaraan lagi. Ketika sampai di Muzdalifah Rasulullah s.a.w turun, kemudian berwudhu dengan sempurna, lalu azan dan iqamat dikumandangkan, kemudian Rasulullah s.a.w melakukan shalat Magrib, dan setiap orang dalam kafilah itu menambatkan untanya. Kemudian iqamat dikumandangkan lagi untuk shalat isya, lalu Rasulullah s.a.w mengerjakan shalat Isya, tanpa shalat sunat di antara dua shalat itu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 139)
6
Membasuh muka dengan air sepenuh cidukan dua telapak tangan

115.
Diriwayatkan oleh Atha’ bin Yasar, bahwa Ibnu Abbas r.a berwudhu dengan membasuh muka sebagai berikut : Dia mengambil air dengan telapak tangan, lalu dia berkumur dan membersihkan lubang hidungnya dengan air itu. Setelah itu dia mengambil air lagi seperti itu, kemudian dia basuhkan pada wajahnya. Dia mengambil air lagi, lalu dia basuhkan pada tangan hingga lengan kanannya. Dia mengambil air lagi, lalu dia basuhkan pada tangan hingga lengan kirinya. Kemudian dia mengusap kepalanya. Dia mengambil air lalu dia basuhkan pada kaki kanannya. Dia mengambil air lalu dia basuhkan pada kaki kirinya. Setlah lalu dia mengatakan, “Seperti inilah saya melihat Rasulullah s.a.w berwudhu.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 140)
7
Bacaan ketika masuk kamar kecil (wc)

116.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Ketika masuk kamar kecil (wc), Rasulullah s.a.w membaca do’a (yang artinya) : “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 142)
8
Menyiapkan air di kamar kecil/wc

117.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa suatu ketika Rasulullah s.a.w masuk ke kamar kecil/wc, lalu saya menyampaikan airnya. Beliau bertanya : “Siapa yang telah menyiapkan air ini?” Setelah diberitahu bahwa saya yang menyiapkannya beliau bersabda : “Ya Allah! Berikan kepadanya (Ibnu Abbas) kepahaman dalam ilum keislaman.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 143)
9
Kencing dan berak tidak boleh menghadap kiblat

118.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshariy r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w bersabda, “Apabila seseorang berak, janganlah dia menghadap atau membelakangi kiblat. Menghadaplah ke timur atau barat.”2
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 144)
10
Buang air besar dengan berjongkok di atas dua batu

119.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Orang-orang mengatakan, “Jika kamu duduk untuk buang air, janganlah kamu menghadap kiblat atau Bayt Al-Maqdis, padahal pada suatu hari saya naik ke atas rumah saya, ketika itu saya melihat Rasulullah s.a.w duduk berjongkok di atas dua batu untuk buang air dengan menghadap Bayt Al-Maqdis.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 145)
11
Keluarnya wanita untuk buang hajat

120.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa para isteri Nabi s.a.w biasanya keluar ke tanah lapang yang luas untuk buang hajat (sebagaimana tradisi setempat saat itu). Umar pernah mengusulkan kepada Nabi s.a.w : “Buatkanlah tabir untuk buang hajat isteri-isteri Anda!” Tetapi Rasulullah s.a.w tidak melaksanakannya. Pada suatu malam sekitar Isya, Saudah binti Zam’ah isteri Nabi s.a.w, keluar ke tanah lapang untuk buang hajat. Dia perempuan yang bertubuh tinggi, lalu Umar memanggilnya : “Aku mengenali Anda, hai Saudah”. Umar berbuat begitu karena berharap agar turun ayat tentang hijab. Maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang hijab.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 146)
12
Istinja’ (bersuci sehabis buang air) dengan air

121.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Apabila Rasulullah s.a.w keluar untuk buang hajat, saya dan anak-anak sebaya saya seringkali menyediakan satu wadah penuh air.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 150)
13
Membawa ‘anazah beserta air untuk istinja’

122.
Menurut riwayat lain dari Anas bin malik r.a juga : Apabila Rasulullah s.a.w keluar untuk buang hajat, saya dan anak-anak seusia saya seringkali menyediakan satu wadah penuh air beserta ‘anazah (tongkat yang ujungnya bercabang).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 152)
14
Larangan istinja’ dengan tangan kanan

123.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Apabila kamu minum janganlah bernafas di dalam wadah minuman, dan apabila kamu buang air, janganlah menyentuh kemaluan dan beristinja’ dengan tangan kanan.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 153)
15
Istinja’ (bersuci sehabis buang air) dengan batu

124.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Saya pernah menyertai Nabi s.a.w ketika beliau keluar untuk buang hajat. Nabi s.a.w berjalan lurus tanpa menoleh. Kemudian saya mendekati beliau, lalu beliau bersabda, “Carikan untukku beberapa batu untuk aku gunakan istinja’, atau beliau bersabda semakna dengan itu, jangan kau bawakan tulang atau kotoran hewan”. Saya pun membawakan beberapa buah batu untuk beliau dengan menggunakan ujung jubah saya, lalu saya letakkan di samping Nabi s.a.w, kemudian saya menjauh. Setelah beliau selesai buang hajat, beliau pergunakan batu-batu tersebut untuk istinja’.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 155)
16
Jangan beristinja’ dengan kotoran

125.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a, dia berkata : Suatu ketika Nabi s.a.w keluar untuk buang hajat, kemudian beliau meminta saya mencarikannya tiga buah batu. Saya hanya menemukan dua buah batu, saya tidak bisa mendapatkan sebuah batu lagi. Kemudian saya mengambil kotoran hewan (yang kering sebagai pengganti batu tersebut), lalu saya membawanya kepada Nabi s.a.w. Beliau mengambil dua buah batu itu dan membuang kotoran tersebut seraya mengatakan, “Ini adalah benda kotor.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 156)
17
Berwudhu dengan membasuh sekali saja pada bagian tubuh yang wajib dibasuh

126.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah berwudhu dengan membasuh bagian tubuh yang wajib dibasuh masing-masing sekali basuhan.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor Hadits : 157)
18
Berwudhu dengan membasuh dua kli pada bagian tubuh yang wajib dibasuh

127.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zayd Al-Anshariy r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah berwudhu dengan membasuh pada bagian tubuh yang wajib dibasuh masing-masing dua kali basuhan.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 158)
19
Berwudhu dengan membasuh bagian tubuh yang wajib dibasuh masing-masing tiga kali.

128.
Diriwayatkan dari Humran (pelayan Utsman bin Affan) bahwa dia pernah melihat Utsman bin Affan meminta satu wadah berisi air. Kemudian dia tuangkan air itu ke kedua tangannya tiga kali untuk membasuhnya. Setelah itu dia memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah tersebut untuk mengambil air untuk berkumur dan membersihkan lubang hidungnya. Lalu dia membasuh wajahnya tiga kali, kemudian dia membasuh kedua tangannya hingga siku tiga kali, kemudian dia mengusapkan air pada kepalanya. Lalu dia membasuh kedua kakinya hingga mata kaki tiga kali. Setelah itu dia mengatakan : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Siapapun yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia mengerjakan shalat dua rakaat dengan khusyu’, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 159)
129.
Disebutkan dalam riwayat lain  bahwa Utsman bin Affan pernah mengatakan : Saya akan menyampaikan sebuah hadits kepada kalian, seandainya tidak ada satu ayat di dalam Al-Qur’an, niscaya hadits ini tidak akan saya sampaikan. Saya pernah mendengar Nabi s.a.w bersabda, “Seseorang yang berwudhu dengan sempurna kemudian dia mengerjakan shalat dua rakaat, niscaya dampuni dosa-dosanya antara wudhu dan shalat dua rakaat yang dia kerjakan itu.”
Kata Urwah (perawi) : Satu ayat yang dimaksudkan oleh Utsman bin Affan di muka adalah “Sungguh orang-orang yang menyembunyikan keterangan-keterangan yang jelas...” (Al-Qur’an, surat Al-Baqarah : 159)
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 160)
20
Membersihkan lubang hidung dengan air ketika berwudhu

130.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : ”Siapa yang berwudhu hendaklah dia membersihkan lubang hidungnya (dengan menghirup air lalu menghembuskannya), dan siapa yang beristinja’ dengan batu hendaklah dia ganjilkan bilangannya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 161)
21
Istinja’ dengan batu dengan bilangan ganjil

131.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda : “Apabila seseorang berwudhu hendaklah dia memasukkan air ke dalam lubang hidungnya kemudian menghembuskannya. Siapapun yang beristinja’ dengan batu hendaklah dia ganjilkan hitungannya. Apabila seseorang bangun dari tidur hendaklah dia membasuh tangannya sebelum dia memasukkan tangannya ke dalam tempat air, karena dia tidak tahu di mana semalam tangannya berada (mungkin tangannya menyentuh bagian tubuh yang kotor).”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 162)
22
Mengusap kaos kaki kulit tanpa melepasnya

132.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa dia pernah ditanyakan oleh Ibnu Juraij : “Saya lihat engkau tidak mengusap dinding Ka’bah kecuali bagian yang menghadap ke selatan (rukun Yamaniy), saya lihat engkau mengenakan terompah kulit, saya lihat engkau mencelup rambut dengan Shufrah (jenis pewarna), dan ketika engkau berada di Mekkah saya lihat engkau tidak memulai ihram melainkan sesudah masuk hari Tarwiyah, padahal orang-orang sudah memulai ihram sejak tanggal 1 Dzulhijjah?” Abdullah bin Umar menjawab : “Mengenai Yamani, karena saya tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w mengusap dinding Ka’bah kecuali pada rukun Yamani. Mengenai terompah/kaos kaki kulit, karena saya melihat Rasulullah s.a.w mengenakan kaos kaki kkulit yang tidak berbulu dan beliau tidak melepasnya ketika berwudhu, maka saya pun suka mengenakannya. Mengenai pewarna rambut (shafrah), karena saya pernah melihat Rasulullah s.a.w menggunakannya, maka saya pun suka mencelup rambut saya dengan shafrah. Adapun mengapa saya tidak memulai ihram pada tanggal 1 Dzulhijjah, karena saya tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w memulai ihram melainkan setelah tiba saat berangkat menuju ibadah haji.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 166)
23
Mendahulukan anggota tubuh yang kanan ketika berwudhu dan mandi

133.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Nabi s.a.w senantiasanya mendahulukan anggota tubuh yang kanan dalam memakai sepatu, menyisir rambut, bersuci (dari hadas atau dari najis), dan perbuatan baik yang lain.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 168)
24
Mencari air untuk wudhu ketika waktu shalat

134.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Ketika waktu shalat Ashar tiba, saya melihat Nabi s.a.w, sementara orang-orang mencari air untuk wudhu namun mereka tidak mendapatkannya. Setelah itu satu bejana berisi air dibawa Rasulullah s.a.w, kemudian beliau meletakkan tangannya di dalam bejana itu, lalu beliau menyuruh orang-orang agar berwudhu dengan air tersebut. Kata Anas bin Malik : Saya melihat air memancar dari jari jemari Rasulullah s.a.w, sehingga semua orang bisa berwudhu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 169)
25
Air untuk membasuh rambut

135.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwa ketika Rasulullah s.a.w mencukur rambutnya, orang yang mula-mula memungut rambut tersebut adalah Abu Thalhah.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 171)
26
Apabila anjing minum air dalam bejana

136.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda : “Apabila anjing minum air dalam bejanamu, basuhlah bejana itu tujuh kali.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 172)
137
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Pada masa Rasulullah s.a.w, seringkali anjing-anjing mondar-mandir di dalam masjid, sedangkan para sahabat tidak menyiram tempat bekas anjing-anjing itu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 174)
27
Tidak mengulang wudhu kecuali ada hadas yang keluar dari kemaluan dan dubur

138.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah bersabda, “Seseorang yang berada di masjid untuk menunggu pelaksanaan shalat, nilainya sama dengan melakukan shalat selama dia belum berhadas dan tidak bercakap-cakap.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 176)
139.
Diriwayatkan dari Zayd bin Khalid r.a, dia berkata : Saya pernah bertanya kepada Utsman bin Affan r.a, “Bagaimana orang yang bersetubuh tetapi tidak sampai mengeluarkan mani?” Utsman menjawab, “Dia harus berwudhu seperti wudhu untuk shalat dan dia harus membasuh zakarnya”. Kata Utsman, “Demikian ini saya dengar dari Rasulullah s.a.w. Saya juga menanyakan hal itu kepada Aliy, Zubayr, Thalhah dan Ubay bin Ka’b r.a, mereka semua menjawab seperti itu.”3
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 179)
140.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudriy r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah mengutus seseorang untuk memanggil seorang Anshar, lalu dia datang dengan rambut yang masih basah. Nabi s.a.w bertanya : “Mungkin kami membuatmu tergesa-gesa?” Orang Anshar itu menjawab : “Ya”. Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “Apabila kamu bersetubuh lalu segera kamu hentikan sebelum mengeluarkan sperma, maka kamu harus berwudhu.”4
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 180)
28
Mewudhukan orang lain

141.
Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah r.a, bahwa dia pernah menyertai Rasulullah s.a.w dalam suatu perjalanan. Ketika itu Rasulullah s.a.w keluar untuk buang hajat. Setelah selesai beristinja’, Al-Mughirah menuangkan air ke tangan Rasulullah s.a.w ketika beliau berwudhu. Beliau membasuh wajahnya dan kedua tangannya, mengusap air pada kepalanya, dan sepasang terompahnya/kaos kaki kulit.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 182)
29
Membaca Al-Qur’an dan lain-lain setelah berhadas

142.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas r.a, bahwa pada suatu malam dia berada di rumah bibinya, yaitu Maymunah, isteri Nabi s.a.w. Kata Abdullah bin Abbas : Saya berbaring di atas kasur kecil, sementara Rasulullah s.a.w juga berbaring, sedangkan isterinya berbaring dengan menjulurkan kakinya. Rasulullah s.a.w tidur. Ketika tengah malam atau kurang sedikit atau lewat sedikit, beliau bangun. Beliau duduk dan mengusap wajahnya untuk menghilangkan bekas tidurnya, kemudian beliau membaca sepuluh ayat di akhir surat Ali Imran. Kemudian beliau melangkah ke tempat air dari kulit yang tergantung, lalu beliau mempergunakan air itu untuk berwudhu dengan sempurna, kemudian beliau mengerjakan shalat. Kata Abdullah bin Abbas : Saya pun bangun dan mengerjakan seperti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah s.a.w, lalu saya mendekat ke samping Rasulullah s.a.w, tetapi beliau kemudian meraba kepala saya dengan tangan kanannya dan menarik telinga saya yang kanan untuk menggeser posisi saya ke sebelah kananya. Kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat enam kali dan menggasalinya dengan satu rakaat lagi. Setelah itu beliau berbaring sampai terdengar azan, kemudian beliau shalat dua rakaat tidak terlalu lama, lalu beliau keluar (ke masjid) untuk shalat subuh.
Catatan : Hadits ini sudah ada di depan dan masing-masing saling melengkapi
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 183)
30
Mengusap seluruh kepala

143.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zayd r.a, bahwa seorang laki-laki memohon kepadanya : “Tunjukkan/peragakan kepada saya bagaimana Rasulullah s.a.w berwudhu?” Abdullah bin Zayd menjawab : “Baiklah”. Dia meminta air, lalu dia membasuh tangannya dua kali, kemudian dia berkumur dan membersihkan lubang hidungnya dengan air masing-masing tiga kali. Setelah itu dia membasuh mukanya tiga kali, kemudian dia membasuh kedua tangannya sampai siku masing-masing tiga kali, lalu dia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya yang basah, dimulai dari depan, lalu kedua tangannya digerakkan ke tengkuk, kemudian digerakkan lagi ke depan (perbatasan dahi). Setelah itu dia membasuh kedua kakinya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 185)
31
Menggunakan air sisa/bekas wudhu

144.
Diriwayatkan dari Abu Juhayfah r.a, ketika tengah hari, Rasulullah s.a.w menemui kami, kemudian beliau diberi wadah berisi air, lalu beliau berwudhu. Orang-orang segera mengambil air bekas/sisa wudhu beliau, lalu mereka usapkan pada mereka.5 Rasulullah s.a.w melakukan shalat Zhuhur dan Asar masing-masing dua rakaat (qashar) dengan menancapkan sebatang ‘azanah (tongkat yang ujungnya bercabang) di hadapan beliau.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 187)
145.
Diriwayatkan dari As-Sa’ib bin Yazid r.a, dia berkata : Saya pernah diajak bibi saya berkunjung kepada Nabi s.a.w. Kata bibi : “Ya Rasulullah! Kemenakan saya ini sakit kepala!” Kemudian Rasulullah s.a.w mengusap kepala saya dan memohonkan keberkahan untuk saya. Setelah itu beliau berwudhu, lalu saya minum air sisa/ bekas wudhunya. Kemudian saya berdiri di belakang beliau, sehingga saya melihat cap/stempel kenabian sebesar kancing tenda di antara dua pundak pada punggung beliau.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 190)
32
Laki-laki berwudhu bersama isterinya

146.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Pada masa Rasulullah s.a.w, laki-laki dan wanita pernah berwudhu bersama-sama.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 193)
33
Nabi s.a.w menuangkan air bekas wudhunya kepada orang yang tidak sadar karena sakit

147.
Diriwayatkan dari Jabir r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w membezuk/menjenguk saya ketika saya sakit hingga tidak sadar. Rasulullah s.a.w berwudhu, kemudian air bekas wudhunya beliau oleskan pada tubuh saya sehingga saya menjadi sadar. Setelah itu saya bertanya : “Ya Rasulullah! Siapa yang akan memiliki harta peninggalan saya karena saya tidak lagi meiliki orang tua dan keturunan?” Maka turunlah ayat tentang waris.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 194)
34
Mandi atau wudhu dengan air belanga/periuk

148.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Suatu ketika waktu shalat telah tiba, orang-orang yang tinggal di dekat masjid bergegas untuk berwudhu, sementara sebagian yang lain tinggal diam. Kemudian sebuah periuk batu berisi air dibawa kepada Rasulullah s.a.w, namun periuk batu tersebut terlalu kecil untuk dimasuki oleh telapak tangan Rasulullah s.a.w (dengan mukjizat beliau) semua orang berwudhu dengan air di dalam periuk yang kecil itu. Kami bertanya : “Berapakah jumlah kalian ketika itu?” Anas menjawab : “80 orang lebih.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 195)
149.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, bahwa suatu ketika Nabi s.a.w meminta air dalam mangkok besar/belanga kecil, lalu beliau membasuh kedua tangan dan wajahnya, kemudian beliau semburkan lagi ke dalam wadah itu (sehingga air tersebut cukup untuk berwudhu bagi puluhan atau ratusan orang).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 196)
150.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, ketika sakit Nabi s.a.w sudah sangat berat, beliau meminta izin kepada isteri-isterinya agar beliau dirawat di rumah saya, dan mereka pun setuju. Nabi s.a.w keluar dengan kakinya menyeret tanah dengan dipapah oleh dua orang, yaitu Abbas dan orang satu lagi (maksudnya Aliy bin Abu Thalib). Aisyah menambahkan : Setelah Nabi s.a.w masuk rumah, beliau memohon, “Tuangi aku dengan air tujuh kantong kulit perlahan-lahan agar aku merasa segar sehingga aku bisa keluar menemui para sahabat”. Rasulullah s.a.w didudukkan di atas periuk batu milik Hafshah, isteri beliau. Kami pun segera menyiramkan sebagaimana permintaan beliau, sehingga beliau bisa memberikan isyarat kepada kami, lalu beliau keluar menemui para sahabat.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 198)
151.
Diriwayatkan dari Anas r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah meminta bejana berisi air. Maka diambilkan sebuah gayung yang dasarnya lebar dengan berisi sedikit air. Beliau kemudian meletakkan jari jemarinya di dalam wadah itu. Kata Anas : Saya melihat air memancar dari sela-sela jari beliau. Saya perkirakan orang yang berwudhu dengan air tersebut sekitar 70 hingga 80 orang.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 200)
35
Berwudhu dengan air stau mudd

152.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Seringkali Nabi s.a.w mandi dengan air satu sha’ hingga lima mudd dan berwudhu dengan air satu mudd (1 sha’ = 4 mudd. 1; 1 mudd = 6 s/d ±7,5 ons bila dengan ukuran timbangan)
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 201)
36
Mengusap sepasang khuff (kaos kaki kulit)

153.
Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a bahwa Nabi s.a.w pernah mengusap sepasang khuff (tanpa melepaskannya ketika berwudhu). Abdullah putra Umar bertanya kepada Umar (ayahnya) tentang hal itu, lalu Umar menjawab : “Ya, benar. Apabila kamu diberitahu oleh Sa’d tentang hadits dari nabi s.a.w, janganlah kamu tanyakan lagi kepada orang lain.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 202)
154.
Diriwayatkan dari Amru bin Umayyah Adh-Dhamriy r.a, bahwa dia pernah meliaht Nabi s.a.w mengusap sepasang khuff-nya ketika berwudhu tanpa melepasnya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 204)
155.
Diriwayatkan dari Amru bin Umayyah Adh-Dhamriy r.a, bahwa dia pernah melihat Nabi s.a.w berwudhu dengan mengusap surbannya dan sepasang khuff-nya (tanpa dilepas)
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 205)
37
Mengenai sepasang khuff dalam keadaan suci/tidak berhadas

156.
Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah r.a, dia berkata : Saya pernah menyertai Nabi s.a.w dalam perjalanan. Saya bergegas hendak melepas khuff beliau, namun beliau bersabda, “Biarakan saja, jangan dilepas, karena aku dalam keadaan suci (tidak berhadas) pada saat memakainya”. Kata Mughirah : Ketika berwudhu, Rasulullah s.a.w mengusapkan air dengan tangannya pada khuff tersebut.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 206)
38
Tidak berwudhu lagi sehabis makan daging kambing dan kue sawiq (dari gandum campur kurma dan gula)

157.
Diriwayatkan dari Amru bin Umayyah r.a, bahwa dia pernah melihat Rasulullah s.a.w makan daging dari lengan kambing, lalu tibalah waktu shalat, kemudian beliau meletakkan pisaunya, lalu beliau mendirikan shalat tanpa berwudhu lagi (karena sebelumnya sudah berwudhu).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 208)
39
Berkumur sehabis makan kue sawiq tanpa perlu mengulang wudhu

158.









159.
Diriwayatkan dari Suwayd bin An-Nu’man r.a, pada tahun berlangsungnya perang Khaybar, dia pergi bersama Rasulullah s.a.w. Ketika sampai di Sahba’, suatu tempat di dekat Khaybar, Rasulullah s.a.w mendirikan shalat Ashar. Setelah itu beliau meminta diambilkan makanan namun tidak ada makanan kecuali sawiq. Rasulullah s.a.w memerintahkan agar kue tersebut dicuci dulu, baru kemudian beliau memakannya bersama kami. Setelah itu beliau berdiri hendak melakukan shalat Maghrib. Beliau berkumur dan kami pun berkumur seperti beliau, kemudian beliau mendirikan shalat tanpa berwudhu ulang.
 (Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 209)

 Diriwayatkan dari Maymunah r.a, bahwa di rumahnya Nabi s.a.w pernah makan daging dari lengan kambing, kemudian beliau shalat tanpa berwudhu ulang.


(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 210)



40
Haruskah berkumur setelah minum susu?

160.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah minum susu, kemudian beliau berkumur. Beliau bersabda : “Sesungguhnya susu itu mengandung lemak.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 211)
41
Berwudhu setelah tidur dan orang yang berpendapat tidak perlu berwudhu ulang karena mengantuk sekejap atau dua kejap atau sangat singkat dalam beberap detik

161.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda : “Apabila seseorang mengantuk ketika sedang shalat, hendaklah dia tidur dulu sampai rasa kantuknya hilang, karena jia seseorang shalat sambil mengantuk, mungkin maunya dia memohon ampunan tetapi karena mengantuk dia kana mengucapkan do’a yang mencelakakan dirinya sendiri.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 212)
162.
Diriwayatkan dari Anas r.a bahwa nabi s.a.w pernah bersabda : “Apabila seseorang mengantuk ketika sedang shalat, hendaklah dia tidur dulu sampai dia mengerti apa yang dia baca.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 213)
42
Berwudhu meskipun belum berhadas

163.
Diriwayatkan dari Anas r.a, bahwa Nabi s.a.w selalu berwudhu sebelum mendirikan shalat. Kata Anas : Sebagian kami melakukan shalat lebih dari sekali hanya dengan satu wudhu selama belum berhadas.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 214)
43
Termasuk dosa besar jika tidak menghindarkan tubuh dan pakaian dari air kencing

164.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Suatu ketika Nabi s.a.w melintasi suatu pekuburan di Madinah atau Mekkah. Beliau mendengar dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya, lalu beliau bersabda, “Dua orang ini disiksa karena telah melakukan dosa besar”. Sabda beliau selanjutnya, “Memang benar, yang satu tidak membersihkan diri sehabis kencing, dan yang satu lagi selalu menyebarkan fitnah permusuhan”. Kemudian Nabi s.a.w meminta sebatang pelepah kurma yang basah, lalu beliau memotongnya menjadi dua, kemudian beliau menancapkannya di masing-masing dua kubur tersebut. Ada seorang sahabat bertanya, “Mengapa Anda melakukan itu, ya Rasulullah!” Beliau menjawab, “Semoga siksa keduanya diringankan selama pelepah kurma tersebut masih basah.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 216)
44
Membasuh bagian tubuh yang terkena air kencing

165.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Apabila Nabi s.a.w pergi hendak buang hajat, saya biasanya membawakan air untuk beliau gunakan bersuci/beristinja’.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 217)
45
Nabi s.a.w dan para sahabat membiarkan seorang Arab pedalaman kencing di masjid sampai tuntas

166.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Ada seorang Arab pedalaman berdiri dan kencing di dalam masjid. Para sahabat segera menangkapnya, namun Nabi s.a.w bersabda, “Biarkan saja dia dan tunggulah sampai dia kencing tuntas. Setelah itu siramkan sekantong atau setimba air pada bekas kencingnya, karena kalaian diperintahkan untuk memberikan kemudahan, bukan untuk mempersulit.”6
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 220)
46
Air kencing bayi

167.
Diriwayatkan dari Ummu Qays binti Mihshan r.a bahwa dia membawa bayi laki-lakinya yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu (ASI) kepada Rasulullah s.a.w. Beliau meletakkan bayi itu pada pangkuan beliau, kemudian beliau meminta air, lalu beliau percikkan pada pakaian yang terkena air kencing tersebut tanpa membasuhnya.7
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 223)
47
Kencing sambil berdiri atau duduk

168.
Diriwayatkan dari Hudzayfah (laki-laki, bukan perempuan) r.a, dia berkata : Suatu ketika Nabi s.a.w mendatangi tempat orang-orang membuang sampah, kemudian beliau kencing sambil berdiri. Setelah itu beliau meminta air, lalu saya membawakannya, kemudian beliau berwudhu.8
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 224)
48
Kencing di dekat orang lain dengan diberi tabir

169.
Diriwayatkan dari Hudzayfah r.a (seperti hadits sebelumnya dengan perbedaan sebagai berikut) : … kemudian Nabi s.a.w sambil berdiri di balik sebuah dinding. Saya menjauh, namun beliau memanggil saya, lalu saya mendekat. Saya menunggu di sebelah beliau sampai beliau selesai kencing.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 225)
49
Membasuh darah

170.
Diriwayatkan dari Asma’ r.a, dia berkata : Seorang perempuan datang kepada Nabi s.a.w, lalu dia bertanya, “Apa yang harus dilakukan oleh seorang perempuan apabila pakaiannya terkena darah haid?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Genggamlah bagian yang terkena darah (agar tidak meluas), kemudian gosoklah dan keriklah/sikatlah dengan dituangi air. Setelah itu pakaian tersebut boleh dipakai untuk shalat.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 227)
171.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, dia berkata : Fathimah binti Hubaisy datang kepada Rasulullah s.a.w, lalu dia bertanya, “Saya mengalami istihadhah (pendarahan dari dalam uterus di luar haid) sehingga saya tidak pernah suci, apakah saya tidak perlu shalat?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Tidak begitu. Darah tersebut berasal dari pembuluh darah, bukan darah haid. Jika kamu mengalami haid, berhentilah shalat, dan apabila haidmu selesai, bersihkanlah darahmu (mandilah), lalu shalatlah, kemudian berwudhulah setiap kali akan shalat sampai tiba lagi masa haid berikutnya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 228)
50
Membasuh dan menggosok mani pada pakaian

172.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, dia berkata : Saya pernah membasuh mani pada pakaian Nabi s.a.w, kemudian beliau keluar (ke masjid) untuk melakukan shalat, sementara pakaian beliau masih basah pada bekas cucian/basuhan tersebut.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 229)
51
Kencing unta, kambing dan hewan lain serta bekas tempat hewan-hewan tersebut

173.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Sekelompok orang dari suku Ukayl dan Uraynah datang ke Madinah, namun kemudian mereka sakit karena tidak tahan cuaca di situ. Lalu Nabi s.a.w menyuruh mereka mendatangi kawanan unta untuk meminum air kencing dan air susunya. Merekapun pergi sesuai perintah Nabi s.a.w. Setelah mereka sehat, mereka membunuh penggembala unta Nabi s.a.w tersebut dan melarikan unta-unta itu. Nabi s.a.w mendengar berita itu pagi hari berikutnya. Kemudian Nabi s.a.w menugaskan beberapa orang untuk menangkap mereka, lalu tangan dan kaki mereka dipotong, serta mata mereka dicolok dengan besi panas. Mereka diletakkan di bawah terik matahari. Mereka minta minum namun tidak diberi.9
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 233)
174.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah melakukan shalat di bekas tempat kambing sebelum masjid dibangun.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 234)
52
Najis yang jatuh ke mentega dan benda cair

175.
Diriwayatkan dari Maymunah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah ditanya mengenai tikus yang jatuh ke mentega. Rasulullah s.a.w menjawab : “Buanglah tikus itu dan buang pula mentega yang disekitar tubuh tikus itu, lalu makanlah sisa mentega yang tidak terkena tikus tersebut.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 235)
176.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Setiap luka yang diderita oleh seorang muslim dalam pertempuran membela agama Allah, kelak pada hari kiamat akan tampak sebagaimana keadaan di dunia ketika luka itu diderita pertama kali dengan memancarkan darah. Warnanya tetap seperti darah, tetapi baunya sewangi misk/minyak wangi kesturi.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 237)
53
Kencing di air yang tidak mengalir

177.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Janganlah seseorang kencing di genangan air yang tidak mengalir kemudian dia mandir di situ atau dengan air itu.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 238)
54
Jika kotoran atau bangkai diletakkan di atas punggung orang yang shalat oleh orang lain, maka shalatnya tidak batal

178.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a, bahwa suatu ketika Nabi s.a.w shalat di Baitullah, sementara Abu Jahl dan kawan-kawannya sedang duduk, tiba-tiba sesama mereka saling mengatakan : “Siapa di antara kalian yang sudi mengambil perut bangkai di tempat suku Fulan sana lalu meletakkannya di atas punggung Muhammad ketika dia bersujud?” Maka berangkatlah salah seorang yang paling celaka di antara mereka untuk mengambil perut bangkai unta terebut, lalu dia menunggu hingga Nabi s.a.w bersujud, kemudian dia meletakkannya di atas punggung antara dua bahu Nabi s.a.w, sementara saya melihat peristiwa itu namun saya tidak berani melawan. Ketika itu saya berharap agar ada orang-orang yang datang menyertai saya untuk melawan orang-orang kafir itu. Mereka semua tertawa terbahak-bahak dengan saling bersahutan, sedangkan Rasulullah s.a.w tetap saja bersujud tanpa mengangkat kepalanya sampai Fathimah datang lalu dia menyingkirkan perut bangkai unta itu dari punggung Rasulullah s.a.w, baru kemudian Rasulullah mengangkat kepalanya lalu berdo’a : “Ya Allah! Hukumlah orang-orang kafir Quraisy”. Beliau berdo’a tiga kali, sehingga orang-orang kafir itu merasa sedih setelah mendengar do’a Rasulullah tersebut. Mereka mengerti bahwa do’a yang diucapkan di kota itu (Mekkah) akan dikabulkan oleh Allah. Rasulullah s.a.w melanjutkan do’anya dengan menyebutkan beberapa nama : “Ya Allah! Hukumlah Abu Jahl, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Al-Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf dan Uqabah bin Abu Mu’aith”. Rasulullah s.a.w juga menyebut seorang lagi yang ketujuh, namun perawi tidak ingat namanya. Kata Abdullah bin Mas’ud : Demi Allah yang menguasai diri saya! Saya melihat mayat orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah s.a.w dalam do’a beliau itu dilemparkan ke dalam satu sumur di Badr.10
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 240)
55
Meludah atau membuang ingus di pakaian

179.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah meludah di pakaiannya sendiri.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 241)
56
Perempuan membasuh darah pada wajah ayahnya

180.
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy r.a, bahwa dia pernah ditanya oleh orang-orang : “Dengan apa luka Rasulullah s.a.w diobati (dalam perang Uhud)?” Sahl menjawab : “Tidak ada lagi orang yang lebih tahu daripada saya yang sekarang masih hidup. Aliy membawa air dengan perisainya dan Fathimah membasuh darah pada wajah Nabi s.a.w dengan air tersebut (tetapi darah Nabi s.a.w semakin deras) lalu dibakarlah tikar jerami kemudian abunya ditaburkan pada luka Nabi s.a.w.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 243)
57
Siwak

181.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, dia berkata : Suatu ketika saya mendatangi Nabi s.a.w. Saya melihat beliau menggenggam siwak di tangannya untuk menyikat giginya. Ketika siwak masih berada di dalam mulut Nabi s.a.w, beliau bersuara uk ..uk, seolah beliau hendak muntah.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 244)
182.
Diriwayatkan dari Hudzayfah r.a, dia berkata : Nabi s.a.w selalu menggosok giginya dengan siwak setiap bangun dari tidur pada malam hari.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 245)
58
Menyerahkan siwak kepada orang yang lebih tua

183.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Aku bermimpi membersihkan gigiku dengan siwak, kemudian aku didatangi oleh dua orang laki-laki, yang satu lebih tua daripada yang lain. Lalu aku menyerahkan siwak kepada yang lebih muda, kemudian aku diberi petunjuk, ‘Berikanlah kepada yang lebih tua di antara dua orang itu!’ Maka akupun memberikannya kepada yang lebih tua.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 246)
59
Keutamaan orang yang tidur dengan menyandang wudhu (tidak berhadas)

184.
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah bersabda, “Apabila kamu akan tidur, berwudhulah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke kanan, lalu ucapkanlah do’a : Allahumma… s/d wanabiyyikalladzii arsalta (yang artinya) : ‘Ya Allah! Aku berserah diri kepada-Mu. Aku bergantung kepada-Mu. Aku serahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku bergantung kepada-Mu dengan penuh harap dan rasa takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tempat mencari keselamatan dari murka dan siksa-Mu kecuali kepada-Mu. Ya Allah! Aku beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus’. Jika kamu mati di malam itu, maka matimu dalam keadaan beriman. Jadikanlah ucapan/do’a tersebut sebagai kata-katamu yang terakhir”. Kata Al-Barra’ : Saya mengulang do’a tersebut di hadapan Nabi s.a.w. Setelah sampai pada bacaan Allaahumma aamantu bikitaabikalladzii anzalta saya lanjutkan dengan warasuulika…, lalu Rasulullah s.a.w menegur saya, “Jangan begitu! Ucapkanlah wanabiyyikalladzii arsalta.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 247)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar